lanjutan berita investigasi dan ini hanya contoh dari tugas
Saat
ditanya-tanyai, pak budi menjelaskan dirinya kurang mengetahui saus yang
berbahaya dengan yang tidak bahaya, pak budi juga menjalaskan dirinya sudah
lama menggunakan saus harga 3.000 ribu rupiah berukuran sedang, sejak pertama
berjualan pak budi sudah menggunakan saus ini “saya cumah ikut penjual yang
lain menggunakan saus ini” sebut pak budi yang tidak mengetahui saus dengan
pewarna kimia. Bila dilihat dipasaran 1 kilo cabai 100.000 ribu rupiah tidak
sesuai dengan harga saus yang hanya 3.000 ribu rupiah.
***
Adanya
zat-zat kimia berbahaya yang terkandung dalam makan, yang dijual oknum curang
disekitar UMSU membuat resiko penyakit semakin besar. “hampir setiap hari saya
membeli makan di UMSU, tapi saya hati-hati dalam memilih makanan karena saya
tau banyak saus berbahaya yang mungkin mengandung cabai dan tomat busuk” ujar
Suryadi Pratama mahasiswa jurusan jurnalistik semster lima saat ditemui
dikampus UMSU (30/11). Dirinya menghindari makanan berbahaya karena kesehatan
adalah kunci kehidupan.
Suryadi sudah mengetahui saus berbahaya sejak lama, ia
mengetaui dari berbagi media massa seperti telivisi, dan dirinya sering memberi
tahu teman-teman yang lain agar tidak membeli makan sembarang perhatikan
makanan yang akan dibeli, tetapi banyak dari mahasiswa/i yang masih tetap
membelinya karena meresa tidak terjadi efek apa-apa saat ini,mereka seakan lupa
dampaknya saat tua nanti, menghentikan oknum sangat sulit dilakukan mahasiswa/i
hanya bisa diam dan tidak membeli jualannya.
Hidup
dan kesehatan saling berdampingan bila salah satunya tidak berimbang maka tidak
akan sejalan, menurut ibu lolo salah satu penjaga kost yang tinggal disekitar
UMSU dirinya agak sering membeli makanan didaerahnya karena makanan yang dijual
enak dan beragam fariasi makanan berada disini, tetapi tidak mengetahui adanya
oknum penjual curang disini, ibu lolo percaya makanan yang dijaul diumsu semua
sehat, “bilsa saya mengetahui adanya penjual dengan zat-zat berbahaya kami
selaku warag akan menegurnya” (1/12) tindakkan seprti ini sangat bagus agak
oknum sadar dan tidak melakukan hal itu dengan sengaja.
***
“didalam
makanan berbahaya biasanya yang ditemui adalah zat-zat kimia seperti yang
sering ada dalam saus murah, Rdodamin-B pewarna yang dapat menyebabkan sakit
kanker, keracunan paru-paru, penyakit hidung dan tenggorokan serta usus”
menurut dokter putra yang membuka praktek didaerah pasundan (2/12).
Banyak
ditemui makanan yang mengandung pewarna tekstil, boraks, formalin dan lainnya
yang dapat menyebabkan kanker dan bila oknum menggunakan zat pemanis seperti
sakrin,aspaltam,dulsin, yang tidak dapat dicernah tubuh, bila oknum memakai zat
pengawet agar tidak mengalami kerugian yang besar, seperti natrium benzoat,
asam cuka, natrium propiorit yang bial sering dikonsumsi akan menyebabkan
kanker. Agar rasa enak dan mantap biasanya oknum menambah MSG, aseta, amil
valera dan lainnya yang dapat menyebabkan diabetas.
Bakan-bakan
makan yang mengandung zat-zat berbahaya seperti ini bila sering dikonsumsi akan
menyebabkan banyak penyakit lain. Bukankah mengkonsumsi yang belebih-lebiahan
tidak baik, lebih baik mencegah dari pada mengobati sebelum terlambat.
Kesehatan penting bagi mahasiswa/i karena efek yang ditimbulkan tidak terjadi
hari ini tetapi besok,lusa dan tahun yang akan datang.
Untuk
membedakan makan berbahaya dan tidak berbahaya ibu yanti selaku guru tata boga
disalah satu Sekolah Menengah Kejuruan
menjelaskan “cara membedakan makanan berbahaya dengan tidak mudah saja dari
tekstur, biasanya yang menggunakan formalin atau boraks lebih keras saat
diteman dan tidak lembut , dari segi warna biasanya lebih mencolok dan dari
segi aroma lebih wangi, tidak tercium aroma rempah-rempah. (2/12)
Menghindari
makanan berbahaya dengan membawa makanan dari rumah yang dimasak ibu atau orang
rumah yang dijamin kehijenisannya, makan pagi atau siang dirumah sebelum pergi
kuliah, melihat dengan jeli makanan yang akan dibeli dan tiak lupa berdoa
sebelum memakan apapun agar terhindar dari segala penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar