pelajaran dalam opini publik
contoh:
Teknik
Kampanye
Terdapat 7 teknik
kampanye yang sering dilakukan dalam kegiatan Public Relatins, yaitu:
1.
Teknik Partisipasi.
2.
Teknik Asosiasi.
3.
Teknik Integratif.
4.
Teknik Ganjaran.
5.
Teknik Penataan Patung ES.
6.
Teknik Empati.
7.
Teknik Koersi
Kali
ini penulis akan membahas mengenai teknik koersi yaitu teknik paksaan, dalam
melakukan kampanye. Dapat menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran komunikan yang
tidak mau tunduk/ikut terhadap ancaman yang disampaikan komunikator. Jelas
dikatakan bahwa teknik koersi adalah ancaman yang dilakukan agar komunikan menuruti
apa yang diinginkan.
Contoh kasus :
Seperti
yang sering ada di masyarakat bahaya narkoba yang menakutkan bagi masyarakat. Badan Narkotika
Nasional (BNN) mengajak media massa turut mengedukasi soal bahayanya dan
pencegahan narkoba bagi kehidupan masyarakat.
Dari kasus
diatas jelas BNN melakukan kampanye terhadap bahaya narkotika. Humas BNN
melakukan kampanye dengan teknik koersi yaitu paksaan. BNN melakukan
sosialisasi kesekolah-sekolah yang ada di Medan. Salah satunya melakukan
sosialisasi ke sekolah menengah pertama. Dengan mengumpulkan siswa-siswi
disuatu ruangan dan menjelaskan bahaya narkotika. Biasanya BNN mengatakan
narkotika tidak boleh dikonsumsi karena dapat menyebabkan penyakit berbahaya,
kematian, dan kehilangan akal sehat. Maka komunikator yang
mendengarkan pesan akan takut.
Tidak
hanya itu BNN telah banyak melakukan kampanye bahaya narkotika seperti yang
dilakukan di lapangan terbuka, memasang iklan diberbagai media massa dan
melakukan kegiatan positif untuk genari muda. Saat melakukan kegiatan BNN tidak
lupa menyapaikan pesan bahaya narkotika. Kampanye BNN sangat jelas digunakan
Teknik Koersi karena mereka ingin ketakutan pada komunikator agar tidak
mengkonsumsi narkotika.
Teknik
koersi bisa berhasil apabila komunikasi yang digunakan benar dan melakukan
penyusunan pesan dengan baik. Teknik kampanye seperti ini banyak dilakukan pemerintahan
karena dianggap efektif. Tetapi tidak semua kampanye bisa dilakukan dengan
teknik seperti ini ada teknik lainnya yang bisa digunakan dalam konsi tertentu.
Teknik
Propaganda
Terdapat 5 teknik
propaganda sering dilakukan dalam kegiatan kampanye yaitu:
1.
Teknik The Name Calling Device.
2.
Teknik Transfer Device.
3.
Teknik Testimoni Device.
4.
Teknik Card Stakin Device.
5.
Teknik bandwagon Device.
Dalam
5 teknik propaganda penulis akan membahas Teknik Transfer Device yaitu diperlukan
dukungan dari tokoh berpengaruh, public figure, lembaga yang memiliki otoritas
seperti lembaga pendidikan, militer atau lembaga lain yang memiliki prestise.
Jelas dikatakan bahwa Teknik Transfer
Device adalah teknik propaganda dengan memanfaatkan tokoh-tokoh yang dianggap
benar oleh masyarakat dan dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat.
Contoh kasus :
Dalam
pemilihan calon president 2014 Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kita tahu bahwa kasus
ini sangat menarik karena banyak media massa yang setiap harinya menampilkan
sosok calon president. Dikarenakan calon ini banyak di dukung oleh tokoh
berpengaruh.
Salah satunya
pada pemilu tahun lalu tokoh Hary Tanoesoedibio CEO MNC Group. Yang dikenal
masyarakat lewat televisi. Dirinya mendukung calon presiden Prabowo – Hatta, diliat dari iklan
dukungan Hary yang menyepainkan pesan bahwa dirinya mendukung calon ini
untuk Indonesia bangkit. Iklan ini
sangat sering muncul di RCTI, MNC dan Glogal Tv.
Tokoh
berikutnya adalah Surya Darma Ali yang sebagai menteri agama pada saat itu. Sebagai
menteri agama yang mengurusi tentang agama terutama Islam. Tentu masyarakat Indonesia
yang mayoritas beragama Islam mengenal sosoknya. Surya Darma Ali pada saat itu
mendukung Prabowo – Hatta.
Masih
banyak lagi tokoh-tokoh yang terkenal dan dikagumi banyak masyarakat
seperti Ahmad Dhani, Abu Rizal Bakrie, Rhoma
Irama dan lainya. Mereka adalah tokoh berpengaruh yang mendukung Prabowo – Hatta.
Didalam kampanye tahun 2014 Prabowo – Hatta menggunakan salah satu teknik
propaganda Transfer Device. Untuk memanfaatkan tokoh-tokoh
terkenal agar mereka dipilih oleh masyarakat dan menang dalam pemilihan
president.
Teknik
propaganda seperti ini memang banyak dilakukan oleh tokoh-tokoh sebelumnya dan
terbukti efektif. Tetapi masyarakat Indonesia seakan-akan sudah jenuh dengan
teknik yang sama dan mereka tidak percaya lagi sehingga Prabowo – Hatta
kalah.
Teknik ini
masih banyak digunakan tetapi dengan penyampain pesan yang lebih kreatif.
Dibuat humas yang sudah mahir dalam propaganda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar