Jumat, 05 April 2019

KONVERGENSI MEDIA SURAT KABAR LOKAL METRO TABAGSEL

KONVERGENSI MEDIA SURAT KABAR LOKAL METRO TABAGSEL

Oleh :

Listiyana Syafitri Daulay
NPM :1720040003
                                      
                              



Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2018



Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang....................................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah.................................................................................. 4
C.    Tujuan Makalah...................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
A.    Surat Kabar............................................................................................. 5
B.    Konvergensi Media................................................................................ 5
C.    Ekonomi Politik Media.......................................................................... 8
D.    Kajian Relevan....................................................................................... 9
E.     Contoh Kasus.......................................................................................... 10
BAB III Penutup
A.    Kesimpulan............................................................................................. 14















BAB I
Pendahuluan
  1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan teknologi komunikasi berkembang pesat dan memudahkan masyarakat dalam menyampaikan pesan dengan menggunakan tangan. Determinan teknologi digital dan internet merupakan salah satu hal penting dalam memunculkan perangkat multimedia, seperti misalnya media cetak yang saat ini memiliki beberapa medium seperti versi digital (online) dan Media Sosial. Beberapa surat kabar ternama Indonesia kini memiliki dua bahkan lebih medium untuk memberitakan informasi. Di beberapa media lokal sendiri hanya memiliki dua versi penyebaran berita yaitu melalui surat kabar resmi dan melalui website.
Surat kabar lokal yang memiliki dua versi penyebaran berita salah satunya Metro Tabagsel yaitu surat kabar lokal yang menjadi sumber berita daerah Padangsidimpuan dan sekitar Tapanuli Bagian Selatan. Surat kabar lokal tidak bisa dipandang sebelah mata karena penduduk dan pembaca berita di daerah tidak sedikit. Dari pengamatan yang dilakukan sebelumnya masyarakat dengan usia dewasa di kota Padangsidimpuan umumnya menyukai membaca surat kabar lokal.
Pemilihan platform tersebut sebagai informasi akurat dan aktual yang dapat diperoleh masyarakat sekitar Tapanuli Selatan. Kebutuhan terhadap interaktivitas komunikasi yang memungkinkan orang untuk berbagi sesuatu tanpa karakteristik delay inilah yang menjadi titik lemah teknologi konvensional dan sebaliknya menjadi salah satu dasar berkembangnya tren konvergensi. Konvergensi media membuat khalayak memiliki lebih banyak pilihan media dengan konten yang semakin beragam pula (Grant dan Wilkinson, 2009).
Pembahasan mengenai surat kabar merupakan hal yang menarik karena berkaitan dengan perkembangan teknologi analog menjadi digital. Berbagai bentuk media baru menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan informasi. Fenomena terkini dari perkembangan media yaitu teknologi media yang memungkinkan terjadinya konvergensi teknologi media, telekomunikasi dan komputer (Straubhaar, 2009).
 








Gambar 1.1 APJII, 2018
Masyarakat urban sudah biasa dengan adanya perkembangan teknologi, dengan mudah dapat mengakses berita melalui media online seperti website resmi surat kabar tersebut. Bagi masyarakat rural tidak semuanya gagap teknologi banyak yang telah mengakses informasi melalui internet. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia berdasarkan karakter Kota/Kabupaten terlihat Rural-Urban 49,49% pengguna internet (APJII, 2018). Kota Padangsidimpuan Rural-Urban terlihat dari infrastruktur daerah.
Perusahaan media nasional sejak tahun 1999 mulai melakukan konvergensi, sebagai konsekuensi untuk tumbuh dan berkembang seperti Kompas (Harian, Kompas TV, Kompas.com), Tempo Media (Majalah, Harian, tempo.co, Tempo TV), Republika (Harian, Republika.co.id), Media Indonesia (Harian, Metro TV, Metrotv.com) dan Seputar Indonesia (Harian, Sindo.com, RCTI). Kompas melakukan konvergensi media sejak 2010, dengan menggelar “Gathering Kompas Konvergensi Multimedia” (Kompas.com, 2010). Media nasional melakukan konvergensi karena pasar menuntut efisiensi.
World Association of Newspapers and News Publishers (WANIFRA) dalam Kongres di Bali pada tahun 2012 menyatakan pertumbuhan industri surat kabar di Asia masih menjanjikan. Presiden WAN-IFRA Jacob Mathew dalam pembukaan Publish Asia 2012 di Bali mengatakan koran dianggap masih menjadi andalan bagi pelaku usaha media Asia. Keberadaan koran cetak masih sangat dibutuhkan di kawasan Asia. Tiga perempat dari 100 surat kabar terbesar di dunia terbit di Asia. Surat kabar menjadi sumber informasi primer. Meski demikian, Jacob mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi surat kabar di negara Barat juga akan dialami surat kabar di Asia, terutama pesatnya perkembangan media online. Beberapa negara Asia saat ini juga menjadi pusat pertumbuhan era digital dan teknologi (Kompas.com, 2012).
Di Amerika Serikat, lonceng kematian media cetak mulai terjadi karena tidak mampu melawan perubahan atas berkembangnya teknologi informasi yakni media online. Contoh nyata adalah Newsweek. Majalah paling populer yang berumur 85 tahun berhenti cetak pada akhir 2012 dan kemudian berganti wajah menjadi media digital per Januari 2013. Sebelumnya pada 2009, The Rocky Mountain News memutuskan mengakhiri edisi cetak dan meninggalkan 117.600 pembacanya. The Seattle Post Intelligence yang sudah berusia 146 tahun juga bernasib sama. Revolusi teknologi informasi, seperti perkembangan internet juga mengganggu “kesehatan” koran besar di AS. The Washington Post yang sering menjadi kiblat koran dunia yang terpaksa harus memangkas sejumlah biaya dengan menutup sejumlah biro dan mengurangi jumlah karyawan mereka. (Kompas.com, 2012).
Tidak hanya terjadi di luar negeri pemangkasan karyawan dan biro surat kabar dunia terjadi di Indonesia bahkan salah satu media lokal di Sumatera Utara. Media lokal perlu memperhatikan tantangan dalam menerapkan konvergensi. Merujuk pada hasil penelitian Meilitasari (2009), penerapan konvergensi di Indonesia belum dilakukan secara menyeluruh, terutama dalam aspek pengumpulan berita karena kemampuan jurnalis yang terkonvergensi maupun karena manajemen redaksional yang ada dan belum memadai.
            Fokus utamanya adalah pada pengadopsian konvergensi media dalam mengembangkan industri surat kabar lokal dan mendeskripsikan ekonomi politik media yang digunakan Surat Kabar Metro Tabagsel dalam membangun industri medianya. Seperti yang telah dijelaskan sebelum Metro Tabagsel merupakan surat kabar lokal di Padangsidimpuan dan sekitar yang merupakan sumber informasi masyarakat.
  1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana konvergensi media surat kabar lokal Metro Tabagsel?
  1. Tujuan Makalah
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mengetahui konvergensi media surat kabar lokal Metro Tabagsel dalam membangun pasar media cetak lokal serta ekonomi politik media dalam penerapan konvergensi media yang digunakan.












BAB II
Pembahasan
  1. Surat Kabar
Menurut Onong Uchjana Effendy surat kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui pembaca (Effendy,1993:241). Secara lebih luas, surat kabar merupakan bagian dari pers.
Menurut Harimurti (1984; 95) pers adalah media massa yang merupakan media cetak, merupakan terbitan yang memuat berita, risalah karya, iklan dan lain-lain. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara tercetak atau publikasi secara dicetak atau printed publications. (Effendy, 2001; 145).
Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers disebutkan bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia.
  1. Konvergensi Media
Kunci dari konvergensi adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format analog ke formal digital sehingga dikirim ke dalam satuan bit (binary digit). Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu  melakukan fungsi audio visual sekaligus komputasi. Maka jangan heran jika sekarang ini komputer dapat difungsikan sebagai pesawat televisi, atau telepon genggam dapat menerima suara, tulisan, data maupun gambar tiga dimensi (3G). Dalam dunia penyiaran digitalisasi memungkinkan siaran televisi memiliki layanan program seperti layaknya internet. Cukup dengan satu perangkat, seseorang sudah dapat mengakses surat kabar, menikmati hiburan televisi, mendengar radio, mencari informasi sesuai selera dan bahkan menelpon sekalipun. (Pohan, 2016 :107)
Konvergensi media merupakan salah satu perkembangan media massa yang melibatkan banyak faktor teknologi di dalamnya. Kehadiran internet mendorong media massa menerapkan konsep konvergensi media seperti media online, e-paper, e-books, radio streaming, media sosial, yang digabungkan dengan media lainnya. Terry Flew dalam An Introduction to New Media menyatakan konvergensi media merupakan hasil dari irisan tiga unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi, dan konten media. Konvergensi media mengusung pada konsep penyatuan berbagai layanan informasi dalam satu piranti informasi membuat satu gebrakan digitalisasi yang tidak bisa dibendung lagi arus informasinya. Konvergensi menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan pemrosesan seluruh bentuk informasi baik visual, audio, data dan sebagainya (Preston, 2001).
Menurut Fiddler (2003: 29) terjadinya konvergensi media juga didukung oleh berbagai hal seperti kekuatan-kekuatan ekonomi, politik, dan sosial yang memainkan peran besar dalam penciptaan teknologi-teknologi baru; berbagai penemuan dan inovasi tidak diadopsi secara luas lantaran keterbatasan teknologi itu sendiri; dan adanya kesempatan dan alasan ekonomi, sosial, dan politik yang mendorong perkembangan teknologi baru.
Konvergensi industri media dan teknologi digital mengarah pada bentuk-bentuk yang dikenal sebagai komunikasi multimedia. Multimedia atau dikenal juga sebagai media campuran, pada umumnya didefinisikan sebagai medium yang mengintegrasikan dua bentuk komunikasi atau lebih (Fiddler, 2003:39). Fiddler (2003) menyatakan kehadiran konvergensi media sebagai salah satu bentuk mediamorfosis yaitu suatu transformasi media komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta berbagai inovasi sosial dan teknologi.
Transformasi media cetak ke arah konvergensi dapat mengadopsi jenis konvergensi yang dikemukakan oleh Grant (2009:33). Konvergensi jurnalistik mensyaratkan perubahan cara berpikir media tentang berita dan peliputannya. Bagaimana media memproduksi berita dan bagaimana media menyampaikan berita kepada khalayaknya. Namun, praktik konvergensi saat ini masih sebatas pada cara menyampaikan berita melalui platform yang berbeda yaitu media cetak, penyiaran, dan online.
Gambar 2.1 Kontinum Konvergensi
Dari gambar di atas memperlihatkan bahwa model kontinum konvergensi memiliki lima tahapan dalam prosesnya yaitu:
1)     Cross-promotion, berarti kerja sama di antara dua media untuk saling memberikan ruang untuk memperkenalkan konten media satu sama lain.
2)     Cloning, yaitu ketika konten media diperbanyak untuk dimuat di media lainnya.Artinya, satu media menampilkan konten berita dari ruang berita media lain apa adanya tanpa perubahan.
3)     Coopetition yaitu tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi di saat yang bersamaan.
4)     Content Sharing yang memungkinkan kedua media yang berlainan saling berbagi konten dalam bentuk pengemasan ulang (repackaged) atau bahkan termasuk berbagi budgeting. Konvergensi media dalam tahap ini sebagian besar dilakukan oleh media yang berada di bawah satu kepemilikan.
5)     Full Convergence, yaitu ketika media yang berbeda bekerja sama secara penuh, baik dalam hal pengumpulan, produksi, dan distribusi konten, dan bertujuan untuk memaksimalkan keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten. Dalam tahap full convergence, media yang bekerja sama menghasilkan konten dan topik secara kolaboratif dengan memanfaatkan kekuatan platform media masing-masing. Tahap full convergence ini jarang ditemui penerapannya di berbagai grup media.
Vincent Mosco menawarkan tiga konsep penting untuk mendekati ekonomi politik media yaitu, komodifikasi (commodification), Spasialisasi (spatialization) dan Strukturasi (structuration) (Mosco, 1996:139). Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi barang dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas yang mempunyai nilai tukar di pasar. Kemudian, Spasialisasi berkaitan dengan sejauh mana media mampu menyajikan produknya di depan pembaca dalam batasan ruang dan waktu. Pada aras ini maka struktur kelembagaan media menentukan perannya di dalam memenuhi jaringan dan kecepatan penyampaian produk media di hadapan khalayak. Terakhir, strukturasi berkaitan dengan relasi ide antar agen masyarakat, proses sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur.
  1. Ekonomi Politik Media
Penerapan teori-teori, konsep-konsep dan prinsip prinsip ekonomi untuk mengkaji sisi ekonomi makro maupun mikro dari industri-industri dan perusahaan-perusahaan media. Seiring dengan meningkatnya konsolidasi dan konsentrasi industri media, Ekonomi Media hadir sebagai wilayah studi yang penting, baik bagi para akademisi, pembuat kebijakan, maupun analis industri (Pohan, 2016 :51).





  1. Kajian yang Relevan
Khadziq (2016) dengan Judul “Konvergensi Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal)”. Fokus masalah pengadopsian konvergensi media dalam mengembangkan industri koran lokal dan mendeskripsikan ekonomi politik media yang digunakan Koran Tribun dalam membangun industri medianya. Inilah yang perbedaan penelitian ini dengan penelitian penelitian sebelumnya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan strategi pengadopsian konvergensi media yang dilakukan Koran Tribun dalam membangun pasar media cetak lokal serta menganalisis pengaruh ekonomi politik dalam penerapan konvergensi media yang digunakan Koran Tribun.
Hasil Penelitian adalah analisis deskriptif menunjukkan bahwa strategi 3M (Multimedia, Multichannel dan Multiplatform) digunakan Tribun Jogja menjadi salah satu alternatif strategi untuk menerapkan konvergensi dan mentransformasikan dirinya menuju full convergence. Sedangkan pada ekonomi politik nya terlihat bahwa melalui penerapan konvergensi media ini, maka dengan komodifikasi yaitu adanya pengambilan dan penyeragaman konten di antara sesama media yang berada di bawah jaringan Tribun akan mendapatkan keuntungan melalui pasokan pengiklan, begitu pula spasialisasi yang memungkinkan penyaluran konten berita secara real time dapat mengurangi biaya tenaga kerja, administratif, dan material. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konvergensi yang dilakukan adalah konvergensi kontekstual yaitu konvergensi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi budaya perusahaan dan masyarakat. Ini terbukti konvergensi dapat terlaksana tanpa melakukan perubahan radikal dengan menyatukan newsroom cetak dan online, media sudah dapat melakukan konvergensi.
Kajian relevan kedua dibahas oleh Prihartono (2016) dengan judul “Surat Kabar & Konvergensi Media (Studi Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos)”. Fokus penelitian, Solopos pada tahun 2004 membangun R Solopos FM. Selanjutnya, pada 2007, Solopos membuat Solopos.com. Pada 2014, Solopos mengembangkan televisi streaming yakni Solopos.tv. Dengan beberapa platform yang dimiliki tersebut, Solopos mencoba masuk tahap konvergensi. Adanya beberapa platform tersebut merupakan salah satu strategi dalam rangka mempertahankan eksistensi Solopos sebagai koran cetak dan sekaligus pengembangan unit usaha baru agar mampu bertahan dalam persaingan industri media.
Hasil dari penelitian Prihartono adalah bahwa Konvergensi media yang dilakukan Solopos merupakan jawaban atas tuntutan industri media bahwa surat kabar harus mempersiapkan platform digital untuk menghadapi media digital yang terus tumbuh. Model konvergensi media yang dilakukan Solopos adalah model konvergensi news gathering di mana dalam model ini seorang jurnalis dituntut untuk mampu mencapai tingkatan multitasking. Akan tetapi Konvergensi media belum sepenuhnya didukung oleh seluruh awak Solopos di divisi redaksi.
  1. Contoh Kasus
Pada makalah ini akan dibahas contoh kasus konvergensi media surat kabar lokal Metro Tabagsel yang terbit setiap hari melalui media cetak dan media online.
1)     Cross-Promotion
Konvergensi media adalah menjalankan fungsi saling menginformasikan program unggulan melalui kedua media tersebut.  Berita yang pupuler di metrotabagsel.com diihalaman depan di Surat Kabar Metro Tabagsel. Sebaliknya, Surat Kabar Metro Tabagsel pemberitaannya diinformasikan di metrotabagsel.com. Dengan adanya konvergensi, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Karena salah satu pihak, tidak perlu lagi memikirkan berita apa yang akan ditayangkan. Tapi cukup mengikuti tema yang sedang digarap.
Cross Promotion yaitu media yang berkonvergensi saling bekerjasama untuk mempromosikan dan memperkenalkan konten media satu sama lain. Kerjasama dalam foto utama platform masing-masing Surat Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com.
2)     Cloning
Cloning yaitu konten satu media diduplikasi dan diperbanyak untuk dimuat di media lain sebagaimana aslinya. Berita yang ada di Surat Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com. Penduplikasian terjadi, dimana judul-judul berita yang menjadi populer di metrotabagsel.com dihalaman depan Surat Kabar Metro Tabagsel.
Gambar 2.3 Sumber media online
Metrotabagsel.com
  Gambar 2.2 Sumber surat kabar
      Metro Tabagsel 

3)     Coopetition
Pada tahapan ini dimaksudkan tahap ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi di saat yang bersamaan. Pada Surat Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com tidak terjadi persaingan karena dikelolah oleh karyawan yang sama. Platform online metrotabagsel.com memperlihat jumlah pembaca dan kategori berita populer sedangkan Surat Kabar Metro Tabagsel tidak hanya sediakan kolom informasi dari pembaca melalui sms yang ditampilkan.
Gambar 2.4 sumber metrotabagsel.com
4)     Content Sharing Konvergensi
Content sharing bentuk kerjasama dua media yang berlainan saling berbagi konten dengan bentuk konten tersebut dikemas ulang atau berbagi budget pendapatan. Surat kabar lokal memiliki newsroom yang berbeda, berita yang diperoleh oleh Grup Jawa pos dapat dimuat ulang (repackaged ) dan disesuaikan untuk dimuat di surat kabar lokal Metro Tabagsel, serta dikemas dalam format digital di Online metrotabagsel.com. Mengingat Metro Tabagsel merupakan bagian dari Grup Jawa pos.
5)     Full convergence
Full convergence yaitu media yang berbeda saling bekerja sama secara penuh untuk semua lini bisnis, mulai dari pengumpulan bahan, produksi, pemasaran, dan distribusi konten. Contohnya jurnalis lokal dari kota Padangsidimpuan atau jurnalis Tapanuli Selatan pengumpulan bahan berita daerah bersama, produksi dan pemasaran dilakukan bersama.  Kemudian berita tersebut ditayangkan di satu halaman depan surat kabar Metro Tabagsel dan Foto utama di halaman depan metrotabgsel.com.


BAB III
Penutup
  1. Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang canggih keputusan surat kabar Metro Tabagsel dalam konvergensi media merupakan satu langkah lebih maju dari pada media yang ingin terus eksis dan berjuang memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Media lokal merupakan akses informasi pertama yang dapat diperoleh masyarakat lokal.
Berita-berita yang disajikan oleh media lokal merupakan berita yang dialami masyarakat lokal itu sendiri. Media nasional terkadang tidak menaikan berita tersebut sehingga masyarakat lokal perlu mempunyai media lokal yang lebih akurat dan aktual.
Pada aras pengaruh ekonomi politik media dalam penerapan konvergensi media di surat kabar Metro Tabagsel. Karena jika membicarakan sebuah industri yang di dalam nya syarat akan kepentingan ekonomi maka kepentingan politik pastilah ada di sana juga dan media membingainya.











Daftar Pustaka
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). 2017. Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2014. Diakses 18 November 2018, (https://apjii.or.id).
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Effendy, Onong Uchjana.2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fidler. 2003. Mediamorfosis. Yogyakarta: Bentang.
Grant, A.E. & Wilkinson, J.S. 2009.Understanding Media Convergence: The State of the Field. New York: Oxford University Press.
Harimurti Kridalaksana, 1984. Leksikon Komunikasi. Jakarta: Pradya Paramita.
Khadziq. 2016. Konvergensi Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal). Yogyakarta : Vol.10/N0.01/April 2016
Kompas. Kompas Gelar Gathering Konvergensi Media. 2010. Diakses 18 November 2018. (Kompas.com)
Kompas. Koran.Dunia. 2012. Diakses 18 November 2018. (Kompas.com)

Pohan, Syafruddin. 2016. Ekonomi Politik Media Sejarah, Teori dan Penerapan. Medan: USU press.
Preston. 2001. Reshaping Communications. London: Thousand Oaks, Calif: Sage.
Prihartono. 2016. Surat Kabar & Konvergensi Media (Studi Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos). Yogyakarta : Channel, Vol. 4, No. 1, April 2016.
Straubhaar, J & La Rose, R. 2006. Media Now: Communications Media in the Information Age.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Resume Jurnal