![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Oleh :
Listiyana Syafitri Daulay
NPM :1720040003
NPM :1720040003
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 4
C. Tujuan Makalah...................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
A. Surat Kabar............................................................................................. 5
B. Konvergensi Media................................................................................ 5
C. Ekonomi Politik Media.......................................................................... 8
D. Kajian Relevan....................................................................................... 9
E. Contoh Kasus.......................................................................................... 10
BAB III Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................. 14
BAB
I
Pendahuluan
- Latar
Belakang
Dewasa ini perkembangan
teknologi komunikasi berkembang pesat dan memudahkan masyarakat dalam
menyampaikan pesan dengan menggunakan tangan. Determinan teknologi digital dan internet merupakan salah
satu hal penting dalam memunculkan perangkat multimedia, seperti misalnya media
cetak yang saat ini memiliki beberapa medium seperti versi digital (online) dan
Media Sosial. Beberapa surat kabar ternama Indonesia kini memiliki dua bahkan lebih
medium untuk memberitakan informasi. Di beberapa media lokal sendiri hanya
memiliki dua versi penyebaran berita yaitu melalui surat kabar resmi dan
melalui website.
Surat
kabar lokal yang memiliki dua versi penyebaran berita salah satunya Metro
Tabagsel yaitu surat kabar lokal yang menjadi sumber berita daerah
Padangsidimpuan dan sekitar Tapanuli Bagian Selatan. Surat kabar lokal tidak
bisa dipandang sebelah mata karena penduduk dan pembaca berita di daerah tidak
sedikit. Dari pengamatan yang dilakukan sebelumnya masyarakat dengan usia
dewasa di kota Padangsidimpuan umumnya menyukai membaca surat kabar lokal.
Pemilihan
platform tersebut sebagai informasi akurat dan aktual yang dapat diperoleh
masyarakat sekitar Tapanuli Selatan. Kebutuhan terhadap interaktivitas
komunikasi yang memungkinkan orang untuk berbagi sesuatu tanpa karakteristik
delay inilah yang menjadi titik lemah teknologi konvensional dan sebaliknya
menjadi salah satu dasar berkembangnya tren konvergensi. Konvergensi media
membuat khalayak memiliki lebih banyak pilihan media dengan konten yang semakin
beragam pula (Grant dan Wilkinson, 2009).
Pembahasan
mengenai surat kabar merupakan hal yang menarik karena berkaitan dengan
perkembangan teknologi analog menjadi digital. Berbagai bentuk media baru
menjadi alternatif masyarakat untuk mendapatkan informasi. Fenomena terkini
dari perkembangan media yaitu teknologi media yang memungkinkan terjadinya
konvergensi teknologi media, telekomunikasi dan komputer (Straubhaar, 2009).
![]() |
Gambar
1.1 APJII, 2018
Masyarakat
urban sudah biasa dengan adanya perkembangan teknologi, dengan mudah dapat
mengakses berita melalui media online seperti website resmi surat kabar
tersebut. Bagi masyarakat rural tidak semuanya gagap teknologi banyak yang
telah mengakses informasi melalui internet. Asosiasi Penyelenggara Jasa
Internet Indonesia berdasarkan karakter Kota/Kabupaten terlihat Rural-Urban
49,49% pengguna internet (APJII, 2018). Kota Padangsidimpuan Rural-Urban
terlihat dari infrastruktur daerah.
Perusahaan media nasional sejak
tahun 1999 mulai melakukan konvergensi, sebagai konsekuensi untuk tumbuh dan
berkembang seperti Kompas (Harian, Kompas TV, Kompas.com), Tempo Media
(Majalah, Harian, tempo.co, Tempo TV), Republika (Harian, Republika.co.id),
Media Indonesia (Harian, Metro TV, Metrotv.com) dan Seputar Indonesia (Harian,
Sindo.com, RCTI). Kompas melakukan konvergensi media sejak 2010, dengan
menggelar “Gathering Kompas Konvergensi Multimedia” (Kompas.com, 2010). Media
nasional melakukan konvergensi karena pasar menuntut efisiensi.
World Association of Newspapers and
News Publishers (WANIFRA) dalam Kongres di Bali pada tahun 2012 menyatakan
pertumbuhan industri surat kabar di Asia masih menjanjikan. Presiden WAN-IFRA
Jacob Mathew dalam pembukaan Publish Asia 2012 di Bali mengatakan koran
dianggap masih menjadi andalan bagi pelaku usaha media Asia. Keberadaan koran
cetak masih sangat dibutuhkan di kawasan Asia. Tiga perempat dari 100 surat
kabar terbesar di dunia terbit di Asia. Surat kabar menjadi sumber informasi
primer. Meski demikian, Jacob mengingatkan bahwa tantangan yang dihadapi surat
kabar di negara Barat juga akan dialami surat kabar di Asia, terutama pesatnya
perkembangan media online. Beberapa negara Asia saat ini juga menjadi pusat
pertumbuhan era digital dan teknologi (Kompas.com, 2012).
Di Amerika Serikat, lonceng kematian
media cetak mulai terjadi karena tidak mampu melawan perubahan atas
berkembangnya teknologi informasi yakni media online. Contoh nyata adalah
Newsweek. Majalah paling populer yang berumur 85 tahun berhenti cetak pada
akhir 2012 dan kemudian berganti wajah menjadi media digital per Januari 2013.
Sebelumnya pada 2009, The Rocky Mountain News memutuskan mengakhiri edisi cetak
dan meninggalkan 117.600 pembacanya. The Seattle Post Intelligence yang sudah
berusia 146 tahun juga bernasib sama. Revolusi teknologi informasi, seperti
perkembangan internet juga mengganggu “kesehatan” koran besar di AS. The
Washington Post yang sering menjadi kiblat koran dunia yang terpaksa harus
memangkas sejumlah biaya dengan menutup sejumlah biro dan mengurangi jumlah
karyawan mereka. (Kompas.com, 2012).
Tidak hanya terjadi di luar negeri
pemangkasan karyawan dan biro surat kabar dunia terjadi di Indonesia bahkan
salah satu media lokal di Sumatera Utara. Media lokal perlu memperhatikan
tantangan dalam menerapkan konvergensi. Merujuk pada hasil penelitian
Meilitasari (2009), penerapan konvergensi di Indonesia belum dilakukan secara
menyeluruh, terutama dalam aspek pengumpulan berita karena kemampuan jurnalis
yang terkonvergensi maupun karena manajemen redaksional yang ada dan belum
memadai.
Fokus
utamanya adalah pada pengadopsian konvergensi media dalam mengembangkan
industri surat kabar lokal dan mendeskripsikan ekonomi politik media yang
digunakan Surat Kabar Metro Tabagsel dalam membangun industri medianya. Seperti
yang telah dijelaskan sebelum Metro Tabagsel merupakan surat kabar lokal di
Padangsidimpuan dan sekitar yang merupakan sumber informasi masyarakat.
- Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah
dipaparkan di atas maka rumusan masalahnya adalah Bagaimana konvergensi media
surat kabar lokal Metro Tabagsel?
- Tujuan Makalah
Tujuan utama dari makalah ini adalah
untuk mengetahui konvergensi media surat kabar lokal Metro Tabagsel dalam
membangun pasar media cetak lokal serta ekonomi politik media dalam penerapan
konvergensi media yang digunakan.
BAB
II
Pembahasan
Pembahasan
- Surat Kabar
Menurut Onong Uchjana Effendy surat
kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat
dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya termasa dan
aktual mengenai apa saja dan dimana saja di seluruh dunia untuk diketahui
pembaca (Effendy,1993:241). Secara lebih luas, surat kabar merupakan bagian
dari pers.
Menurut Harimurti (1984; 95) pers
adalah media massa yang merupakan media cetak, merupakan terbitan yang memuat
berita, risalah karya, iklan dan lain-lain. Secara harfiah pers berarti cetak
dan secara tercetak atau publikasi secara dicetak atau printed publications.
(Effendy, 2001; 145).
Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers disebutkan bahwa Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi
massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik yang meliputi mencari, memperoleh,
memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk
tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik maupun dalam
bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala
jenis saluran yang tersedia.
- Konvergensi Media
Kunci dari konvergensi
adalah digitalisasi, karena seluruh bentuk informasi maupun data diubah dari format
analog ke formal digital sehingga dikirim ke dalam satuan bit (binary digit).
Karena informasi yang dikirim merupakan format digital, konvergensi mengarah
pada penciptaan produk-produk yang aplikatif yang mampu melakukan fungsi audio visual sekaligus komputasi. Maka jangan heran jika sekarang ini
komputer dapat difungsikan sebagai pesawat televisi, atau telepon genggam dapat
menerima suara, tulisan, data maupun gambar tiga dimensi (3G). Dalam dunia
penyiaran digitalisasi memungkinkan siaran televisi memiliki layanan program
seperti layaknya internet. Cukup dengan satu perangkat, seseorang sudah dapat
mengakses surat kabar, menikmati hiburan televisi, mendengar radio, mencari
informasi sesuai selera dan bahkan menelpon sekalipun. (Pohan, 2016 :107)
Konvergensi media merupakan salah
satu perkembangan media massa yang melibatkan banyak faktor teknologi di
dalamnya. Kehadiran internet mendorong media massa menerapkan konsep
konvergensi media seperti media online, e-paper, e-books, radio streaming,
media sosial, yang digabungkan dengan media lainnya. Terry Flew dalam An
Introduction to New Media menyatakan konvergensi media merupakan hasil dari
irisan tiga unsur new media yaitu jaringan komunikasi, teknologi informasi, dan
konten media. Konvergensi media mengusung pada konsep penyatuan berbagai
layanan informasi dalam satu piranti informasi membuat satu gebrakan
digitalisasi yang tidak bisa dibendung lagi arus informasinya. Konvergensi
menyebabkan perubahan radikal dalam penanganan, penyediaan, distribusi dan
pemrosesan seluruh bentuk informasi baik visual, audio, data dan sebagainya
(Preston, 2001).
Menurut Fiddler (2003: 29)
terjadinya konvergensi media juga didukung oleh berbagai hal seperti
kekuatan-kekuatan ekonomi, politik, dan sosial yang memainkan peran besar dalam
penciptaan teknologi-teknologi baru; berbagai penemuan dan inovasi tidak
diadopsi secara luas lantaran keterbatasan teknologi itu sendiri; dan adanya
kesempatan dan alasan ekonomi, sosial, dan politik yang mendorong perkembangan
teknologi baru.
Konvergensi industri media dan
teknologi digital mengarah pada bentuk-bentuk yang dikenal sebagai komunikasi
multimedia. Multimedia atau dikenal juga sebagai media campuran, pada umumnya
didefinisikan sebagai medium yang mengintegrasikan dua bentuk komunikasi atau
lebih (Fiddler, 2003:39). Fiddler (2003) menyatakan kehadiran konvergensi media
sebagai salah satu bentuk mediamorfosis yaitu suatu transformasi media
komunikasi yang biasanya ditimbulkan akibat hubungan timbal balik yang rumit
antara berbagai kebutuhan yang dirasakan, tekanan persaingan dan politik, serta
berbagai inovasi sosial dan teknologi.
Transformasi media cetak ke arah
konvergensi dapat mengadopsi jenis konvergensi yang dikemukakan oleh Grant
(2009:33). Konvergensi jurnalistik mensyaratkan perubahan cara berpikir media
tentang berita dan peliputannya. Bagaimana media memproduksi berita dan
bagaimana media menyampaikan berita kepada khalayaknya. Namun, praktik
konvergensi saat ini masih sebatas pada cara menyampaikan berita melalui
platform yang berbeda yaitu media cetak, penyiaran, dan online.
Gambar 2.1
Kontinum Konvergensi
![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Dari gambar di atas memperlihatkan
bahwa model kontinum konvergensi memiliki lima tahapan dalam prosesnya yaitu:
1) Cross-promotion, berarti
kerja sama di antara dua media untuk saling memberikan ruang untuk
memperkenalkan konten media satu sama lain.
2) Cloning, yaitu ketika
konten media diperbanyak untuk dimuat di media lainnya.Artinya, satu media
menampilkan konten berita dari ruang berita media lain apa adanya tanpa
perubahan.
3) Coopetition yaitu tahap
ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi
di saat yang bersamaan.
4) Content Sharing yang
memungkinkan kedua media yang berlainan saling berbagi konten dalam bentuk
pengemasan ulang (repackaged) atau bahkan termasuk berbagi budgeting.
Konvergensi media dalam tahap ini sebagian besar dilakukan oleh media yang
berada di bawah satu kepemilikan.
5) Full Convergence, yaitu
ketika media yang berbeda bekerja sama secara penuh, baik dalam hal
pengumpulan, produksi, dan distribusi konten, dan bertujuan untuk memaksimalkan
keunikan karakteristik masing-masing media untuk menyampaikan konten. Dalam
tahap full convergence, media yang bekerja sama menghasilkan konten dan topik
secara kolaboratif dengan memanfaatkan kekuatan
platform media masing-masing. Tahap full convergence ini jarang ditemui
penerapannya di berbagai grup media.
Vincent Mosco menawarkan tiga konsep
penting untuk mendekati ekonomi politik media yaitu, komodifikasi
(commodification), Spasialisasi (spatialization) dan Strukturasi
(structuration) (Mosco, 1996:139). Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana
proses transformasi barang dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu
komoditas yang mempunyai nilai tukar di pasar. Kemudian, Spasialisasi berkaitan
dengan sejauh mana media mampu menyajikan produknya di depan pembaca dalam
batasan ruang dan waktu. Pada aras ini maka struktur kelembagaan media
menentukan perannya di dalam memenuhi jaringan dan kecepatan penyampaian produk
media di hadapan khalayak. Terakhir, strukturasi berkaitan dengan relasi ide
antar agen masyarakat, proses sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur.
- Ekonomi Politik Media
Penerapan teori-teori, konsep-konsep dan prinsip prinsip ekonomi
untuk mengkaji sisi ekonomi makro maupun mikro dari industri-industri dan perusahaan-perusahaan media. Seiring dengan
meningkatnya konsolidasi dan konsentrasi industri media, Ekonomi Media hadir
sebagai wilayah studi yang penting, baik bagi para akademisi, pembuat
kebijakan, maupun analis industri (Pohan, 2016 :51).
- Kajian yang Relevan
Khadziq (2016) dengan Judul
“Konvergensi Surat Kabar Lokal (Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada
Koran Tribun Jogja dalam Membangun Industri Media Cetak Lokal)”. Fokus masalah
pengadopsian konvergensi media dalam mengembangkan industri koran lokal dan
mendeskripsikan ekonomi politik media yang digunakan Koran Tribun dalam
membangun industri medianya. Inilah yang perbedaan penelitian ini dengan
penelitian penelitian sebelumnya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menggambarkan strategi pengadopsian konvergensi media yang
dilakukan Koran Tribun dalam membangun pasar media cetak lokal serta
menganalisis pengaruh ekonomi politik dalam penerapan konvergensi media yang
digunakan Koran Tribun.
Hasil Penelitian adalah analisis
deskriptif menunjukkan bahwa strategi 3M (Multimedia, Multichannel dan Multiplatform)
digunakan Tribun Jogja menjadi salah satu alternatif strategi untuk menerapkan
konvergensi dan mentransformasikan dirinya menuju full convergence. Sedangkan
pada ekonomi politik nya terlihat bahwa melalui penerapan konvergensi media
ini, maka dengan komodifikasi yaitu adanya pengambilan dan penyeragaman konten
di antara sesama media yang berada di bawah jaringan Tribun akan mendapatkan
keuntungan melalui pasokan pengiklan, begitu pula spasialisasi yang
memungkinkan penyaluran konten berita secara real time dapat mengurangi biaya
tenaga kerja, administratif, dan material. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah konvergensi yang dilakukan adalah konvergensi kontekstual yaitu
konvergensi yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi budaya perusahaan dan
masyarakat. Ini terbukti konvergensi dapat terlaksana tanpa melakukan perubahan
radikal dengan menyatukan newsroom cetak dan online, media sudah dapat
melakukan konvergensi.
Kajian relevan kedua dibahas oleh
Prihartono (2016) dengan judul “Surat Kabar & Konvergensi Media (Studi
Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos)”. Fokus penelitian,
Solopos pada tahun 2004 membangun R Solopos FM. Selanjutnya, pada 2007, Solopos
membuat Solopos.com. Pada 2014, Solopos mengembangkan televisi streaming yakni
Solopos.tv. Dengan beberapa platform yang dimiliki tersebut, Solopos mencoba
masuk tahap konvergensi. Adanya beberapa platform tersebut merupakan salah satu
strategi dalam rangka mempertahankan eksistensi Solopos sebagai koran cetak dan
sekaligus pengembangan unit usaha baru agar mampu bertahan dalam persaingan
industri media.
Hasil dari penelitian Prihartono
adalah bahwa Konvergensi media yang dilakukan Solopos merupakan jawaban atas
tuntutan industri media bahwa surat kabar harus mempersiapkan platform digital
untuk menghadapi media digital yang terus tumbuh. Model konvergensi media yang
dilakukan Solopos adalah model konvergensi news gathering di mana dalam model
ini seorang jurnalis dituntut untuk mampu mencapai tingkatan multitasking. Akan
tetapi Konvergensi media belum sepenuhnya didukung oleh seluruh awak Solopos di
divisi redaksi.
- Contoh Kasus
Pada makalah ini akan dibahas contoh
kasus konvergensi media surat kabar lokal Metro Tabagsel yang terbit setiap
hari melalui media cetak dan media online.
1) Cross-Promotion
Konvergensi media adalah menjalankan
fungsi saling menginformasikan program unggulan melalui kedua media
tersebut. Berita yang pupuler di
metrotabagsel.com diihalaman depan di Surat Kabar Metro Tabagsel. Sebaliknya,
Surat Kabar Metro Tabagsel pemberitaannya diinformasikan di metrotabagsel.com.
Dengan adanya konvergensi, kedua belah pihak sama-sama diuntungkan. Karena
salah satu pihak, tidak perlu lagi memikirkan berita apa yang akan ditayangkan.
Tapi cukup mengikuti tema yang sedang digarap.
Cross Promotion yaitu media yang
berkonvergensi saling bekerjasama untuk mempromosikan dan memperkenalkan konten
media satu sama lain. Kerjasama dalam foto utama platform masing-masing Surat
Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com.
2) Cloning
Cloning yaitu konten satu media
diduplikasi dan diperbanyak untuk dimuat di media lain sebagaimana aslinya.
Berita yang ada di Surat Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com.
Penduplikasian terjadi, dimana judul-judul berita yang menjadi populer di
metrotabagsel.com dihalaman depan Surat Kabar Metro Tabagsel.
![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg)
Gambar 2.3 Sumber media online
Metrotabagsel.com
Gambar 2.2 Sumber surat kabar
Metro Tabagsel
3) Coopetition
Pada tahapan ini dimaksudkan tahap
ketika entitas media yang terkonvergensi saling bekerja sama dan berkompetisi
di saat yang bersamaan. Pada Surat
Kabar Metro Tabagsel dan metrotabagsel.com tidak terjadi persaingan karena
dikelolah oleh karyawan yang sama. Platform online metrotabagsel.com
memperlihat jumlah pembaca dan kategori berita populer sedangkan Surat Kabar
Metro Tabagsel tidak hanya sediakan kolom informasi dari pembaca melalui sms
yang ditampilkan.
![](file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg)
Gambar
2.4 sumber metrotabagsel.com
4) Content
Sharing Konvergensi
Content sharing bentuk kerjasama dua
media yang berlainan saling berbagi konten dengan bentuk konten tersebut
dikemas ulang atau berbagi budget pendapatan. Surat kabar lokal memiliki
newsroom yang berbeda, berita yang diperoleh oleh Grup Jawa pos dapat dimuat
ulang (repackaged ) dan disesuaikan untuk dimuat di surat kabar lokal Metro Tabagsel,
serta dikemas dalam format digital di Online metrotabagsel.com. Mengingat Metro
Tabagsel merupakan bagian dari Grup Jawa pos.
5) Full convergence
Full convergence yaitu media yang berbeda saling bekerja sama
secara penuh untuk semua lini bisnis, mulai dari pengumpulan bahan, produksi,
pemasaran, dan distribusi konten. Contohnya jurnalis lokal dari kota Padangsidimpuan atau jurnalis Tapanuli Selatan pengumpulan bahan berita
daerah bersama, produksi dan pemasaran dilakukan bersama. Kemudian berita tersebut ditayangkan di satu halaman depan surat kabar Metro Tabagsel dan Foto
utama di halaman depan metrotabgsel.com.
BAB III
Penutup
- Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi
semakin berkembang canggih keputusan surat kabar Metro Tabagsel dalam
konvergensi media merupakan satu langkah lebih maju dari pada media yang ingin
terus eksis dan berjuang memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Media lokal
merupakan akses informasi pertama yang dapat diperoleh masyarakat lokal.
Berita-berita yang disajikan oleh
media lokal merupakan berita yang dialami masyarakat lokal itu sendiri. Media
nasional terkadang tidak menaikan berita tersebut sehingga masyarakat lokal
perlu mempunyai media lokal yang lebih akurat dan aktual.
Pada aras pengaruh ekonomi politik
media dalam penerapan konvergensi media di surat kabar Metro Tabagsel. Karena
jika membicarakan sebuah industri yang di dalam nya syarat akan kepentingan
ekonomi maka kepentingan politik pastilah ada di sana juga dan media
membingainya.
Daftar Pustaka
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia (APJII). 2017. Penetrasi dan
Perilaku Pengguna Internet Indonesia 2014. Diakses 18 November 2018,
(https://apjii.or.id).
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti
Effendy, Onong Uchjana.2001. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Fidler.
2003. Mediamorfosis. Yogyakarta: Bentang.
Grant, A.E. & Wilkinson, J.S.
2009.Understanding Media Convergence: The
State of the Field. New York: Oxford University Press.
Harimurti
Kridalaksana, 1984. Leksikon Komunikasi. Jakarta: Pradya Paramita.
Khadziq.
2016. Konvergensi Surat Kabar Lokal
(Studi Deskriptif Pemanfaatan Internet Pada Koran Tribun Jogja dalam Membangun
Industri Media Cetak Lokal). Yogyakarta : Vol.10/N0.01/April 2016
Kompas.
Kompas Gelar Gathering Konvergensi Media.
2010. Diakses 18 November 2018. (Kompas.com)
Kompas.
Koran.Dunia. 2012. Diakses 18
November 2018. (Kompas.com)
Pohan, Syafruddin. 2016. Ekonomi Politik Media Sejarah, Teori dan
Penerapan. Medan: USU
press.
Preston.
2001. Reshaping Communications. London: Thousand Oaks, Calif: Sage.
Prihartono.
2016. Surat Kabar & Konvergensi Media
(Studi Deskriptif Kualitatif Model Konvergensi Media Pada Solopos).
Yogyakarta : Channel, Vol. 4, No. 1, April 2016.
Straubhaar,
J & La Rose, R. 2006. Media Now: Communications Media in the Information
Age.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar